Inilah Cara Terbaik Mengatasi Verbal Bully

Baca Juga




Kali ini kita akan membahas cara terbaik mengatasi verbal bully. Anda sering kali diejek, "hei si pesek", "hei si gendut" dan sebagaianya. Mengejek, menghina atau bahasa saat ini adalah bully, sudah disampaikan oleh Allah Ta'ala dalam firmannya,

وَيَصْنَعُ الْفُلْكَۗ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلَاٌ مِّنْ قَوْمِهٖ سَخِرُوْا مِنْهُ ۗقَالَ اِنْ تَسْخَرُوْا مِنَّا فَاِنَّا نَسْخَرُ مِنْكُمْ كَمَا تَسْخَرُوْنَۗ

Dan mulailah dia (Nuh) membuat kapal. Setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia (Nuh) berkata, “Jika kamu mengejek kami, maka kami (pun) akan mengejekmu sebagaimana kamu mengejek (kami). (Quran Surat Hud: 38)

Mengisahkan seorang Nabi Nuh yang diejek oleh kaumnya, karena membuat kapal. Tidak sekedar diejek, bahkan bisa jadi diteror sehingga Allah memusnahkan bagi kaum yang membully Nabi Nuh dengan adzab banjir besar.

Di zaman modern sudah banyak kejadian pembullyan yang berakhir tragis. Korban tidak kuat, kemudian bunuh diri. Kali ini kami memberikan beberapa cara dalam menghadapi situasi verbal bully. 

Diam adalah terbaik

Inilah cara yang ringan namun bisa jadi tidak mudah, karena manusia pada dasarnya tidak suka dihina bahkan diteror. Jiwa yang memberontak seketika membalas ejekan bahkan balasan fisik. Namun jika badan yang kecil dan kurus dihina sedangkan yang membully orang-orang yang berbadan besar atau usia diatas kita, biasanya tidak mampu membalas dan mungkin takut.

Bully yang terus menerus akan menekan jiwa, namun dengan diam berharap memberikan peluang harapan dengan di cuekin atau di diamkan, si pembully akan berhenti sendiri. 

Diam tidak disarankan untuk Anak Kecil

Trik mendiamkan si pembully tidak efektif untuk anak kecil, karena kejiwaan anak kecil tidak sepercaya diri orang dewasa. Bahkan si kecil bisa percaya dengan omongan negatif dari pembully. Ini orang tua harus betul-betul peka dengan kondisi anak dengan mengkonfirmasi apapun yang ada pada anak. Peran orang tua harus betul-betul terlibat.

Diam diiring senyuman juga tidak di sarankan. Menurut hasil pengamatan dari teori psikologi saat ini, yaitu jika orang diberikan respon positif, kecendrungan akan  perilaku tersebut untuk berulang-ulang menjadi tinggi. Lalu apa?

Mendoakan Kebaikan untuk Si Pembully

Ini juga hal ringan namun bisa jadi tidak mudah. Bagaimana tidak, orang yang menjatuhkan kita justru di doakan? Namun jika kita ingin mengikuti cara Nabi Muhammad SAW dalam menyikapi orang-orang yang meneror beliau, Beliau justru membalaskan dengan kebaikan dengan mendoakannya.

Ingat kisah Rasulullah SAW yang sedang berdakwah di daerah Tha'if, dimana orang-orang kafir disana melempari beliau dengan batu dan kotoran hingga berdarah, sehingga malaikat Jibril pun marah. Namun beliau justru mendoakannya, 

Rasulullah SAW justru berkata "Aku berharap dari anak keturunan mereka akan muncul orang-orang yang hanya menyembah Allah Swt, yang tidak menyekutukan-Nya dengan apapun."

Balas tanpa Menghina

Lanjut cerita Rasulullah SAW di daerah Tha'if. Beliau tidak sedikitpun marah kepada mereka, karena beliau mengetahui, bahwa mereka yang membully adalah orang-orang yang tidak tau. Maka ketika malaikat Jibril menawarkan untuk menghukum mereka (pembully) dengan membalikkan gunung kemudian ditimpakan kepada mereka, Beliau justru mengambil sikap menolak, bahkan mendoakannya.

Lalu, apa yang kita lakukan selain mendoakan hidayah bagi si pembully? Menurut kami ada cara lain yaitu dengan mencari teman atau dukungan.

Carilah Teman yang Tepat

Teman yang baik justru mengetahui hal yang terlemah dari kita, namun tidak menjatuhkan kita. Maka carilah teman yang sesuai. Mungkin bisa jadi, temanlah yang melengkapi kekurangan itu.

Seperti halnya Rasulullah SAW yang memiliki banyak sahabat, bahkan ketika orang-orang terkuat dan berpengaruh di Makkah pada saat itu, Umar bin Khattab, Abu Bakar, Hamzah bin Abdul Muthollib menjadikan orang-orang Quraisy menjadi ciut.

Namun, apa jadinya jika yang membully jumlahnya jauh lebih banyak dari kita, bahkan kekuatan mereka jauh diatas kita. Maka harus pindah.

Pindah atau Hijrah

Ini yang dilakukan oleh Rasulullah SAW untuk menyelamatkan agama dan teror orang-orang Quraisy. Faktanya dengan berpindah ini, Rasulullah SAW menyusun kembali kekuatan dan startegi yang nantinya akan berakhir kemenangan dengan terjadinya Fathul Makkah.

Mengamankan posisi batin dan jiwa yang terancam dengan memindahkan diri dari mereka (pembully) adalah salah satu cara terbaik. Namun kita harus pastikan tempat yang dituju apakah sudah siap menerima kita. Waallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Theme by Gus Fahmi

© 2014-2023 Home | About | Privacy